TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Shibushi di Jepang akhirnya menarik video yang mempromosikan budi daya belut setelah muncul tuduhan merendahkan kaum perempuan.
"Kami menyadari bahwa beberapa orang tersinggung," kata seorang pejabat Shibusi. "Kami hanya ingin membuat video yang menjelaskan bahwa kota kami terkenal karena budi daya belut."
Baca juga:
Polisi Sebut Reza dan Elma Tahu Pesta Seks Gatot Brajamusti
Sindir Mario Teguh, Deddy: Aku Tetap Sayang Andai Si Anak Bukan…
Video berdurasi lebih dari dua menit diawali dengan tampilnya seorang gadis remaja mengenakan baju renang hitam. Diiringi dentingan piano, gadis itu berenang seperti sosok dalam film Man from Atlantis.
Di tepi kolam renang, dia meminta diberi makan. Dalam adegan lain, dia duduk di tepi kolam renang dan bermain dengan hula hoop.
Setahun kemudian, ada gambar gadis itu menyelam ke dalam kolam di luar ruangan. Hup, lalu berubah menjadi belut sambil mengucapkan "sayonara" atau selamat tinggal.
Seorang narator laki-laki bersumpah untuk melakukan semua yang terbaik demi merawat gadis itu. "Saya memberi makanan lezat sampai dia kenyang dan memungkinkannya beristirahat dengan baik," katanya, seperti yang dilansir Guardian, Selasa, 27 September 2016.
Bagian penutup dari video yang telah disebarkan secara online ini menampilkan daging belut yang sedang dipanggang. "Kami menaruh perhatian besar pada budi daya belut," kata narator menutup video tersebut.
Baca juga:
Polisi Sebut Reza dan Elma Tahu Pesta Seks Gatot Brajamusti
Mario Mengaku Rugi Rp 7 M, Deddy Corbuzier: Hebat Banget
Sempat beredar untuk beberapa waktu, video tersebut kemudian ditarik akibat tanggapan negatif yang didapat dari netizen. Pengguna media sosial menggambarkannya sebagai sesuatu yang menyesatkan.
"Saya jadi berpikir tentang seorang gadis yang diculik dan dikurung. Itu adalah delusi cabul," kata salah satu pengguna Twitter. Pengguna lain meminta pemerintah setempat untuk menghapus video yang dianggap ada unsur seksisme.
Selanjutnya: pemerintah...